Jika anda ingin melihat sebuah kampung atau desa yang masih memegang teguh adat istiadat dan budaya leluhur. Maka, anda bisa berwisata ke kampung Jalawastu. Lokasi desa ini berada di di Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Selain memegang teguh tradisi dan budaya adat istiadat setempat. Ada banyak keunikan dan fakta lainnya dari kampung Jalawastu ini loh.
Sejarah Penamaan Dari Kampung Jalawastu
Ada banyak sejarah dan cerita rakyat dari penamaan dan asal usul desa ini. Tapi tenang saja, kita akan membahas dan mengungkap semua sejarah tersebut, kok.
Cerita Rakyat Tentang Jalawastu (I)
Pertama adalah versi dari seorang pengembara yang tidak diketahui siapa namanya. Konon dahulu kala kawasan Jalawastu ini tidak berpenghuni sama sekali. Namun, ketika ia datang dirinya sedang memancing ikan dengan menggunakan jalanya.
Dirinya beristirahat di sebuah batu besar dan di sampingnya pohon dan sungai yang penuh dengan ikan. Dirinya makan sambil membayangkan betapa indahnya kawasan Jalawastu tersebut. Dan akhirnya dirinya berkeinginan datang dan membuat rumah di sana. Sayangnya, sang pengembara masih bingung nama apa yang bagus untuk kawasan Jalawastu tersebut.
Hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk memberi nama dataran tersebut dengan nama Jala Batu. Karena memang saat dirinya makan jala yang ia miliki ditaruh diatas batu besar. Namun, karena berjalannya waktu Jala Batu ini dikenal dengan Jalawastu.
Cerita Rakyat Tentang Jalawastu (II)
Cerita kedua tentang legenda kampung Jalawastu ini menyangkut tentang kerajaan Jawa Kuno. Kabarnya, Jalawastu adalah tempat bertapa dan kawasan suci. Bagi calon-calon penguasa kerajaan harus datang dan bertapa di desa ini. Bengawan Sajalajala adalah salah satu diantaranya. Namun, di suatu sisi ada raja Hayam Wuruk yang memiliki adipati Gajah Mada.
Pastinya yang kerap membaca asal usul tanah Jawa sudah tidak asing dengan nama Gajah Mada, ya kan? Masalahnya, Gajah Mada sering menggunakan pikirannya sendiri untuk bisa menyatukan kawasan Nusantara. Di lain sisi, sang raja ingin segera meminang seseorang untuk dijadikan sebagai ratu.
Terdengarlah kabar jika ada seorang putri cantik jelita bernama Ratu Ayudiah Pitaloka anak dari raja Galuh.
Karena kecantikannya ini sampai ke telinga Raja Hayam Wuruk, maka dirinya dengan segenap hati ingin meminang sang calon ratu. Bak gayung bersambut, putri Pitaloka menerima lamaran tersebut. Karena memang Hayam Wuruk salah satu raja besar dan terkenal di kala itu. Ketika iring-iringan Raja Galuh datang untuk membicarakan pernikahan ke kerajaan Hayam Wuruk, ternyata yang ia dapatkan adalah sebuah penghinaan.
Gajah Mada sengaja meletakkan posisi Raja Galuh pada posisi paling rendah bahkan wajib membayar upeti. Hal ini terjadi karena kerajaan Raja Galuh masih belum dikuasai oleh Gajah Mada. Karena merasa diremehkan, Raja Galuh marah hingga timbulah perang. Namun, Raja Galuh kalah dan gugur dalam perang. Hal ini membuat Pitaloka bersedih dan akhirnya memutuskan bunuh diri.
Dan di satu sisi, ternyata Raja Hayam Wuruk juga marah atas tindakan adipatinya tersebut. Sang adik yakni Wastukencana juga ingin balas dendam atas kejadian yang menimpa keluarganya. Dirinya bertekad ingin mengambil kembali kerajaan Galuh yang diambil secara paksa. Ketika bertemu dengan Bengawan Sajalala mereka berkompromi ingin mengambil kembali daerah kekuasan Galuh. Inilah awal munculnya nama Jalawastu yang merupakan gabungan nama Bengawan Sajalala dan Watukencana.
Fakta Menarik Kampung Jalawastu
Selain cerita rakyat dan asal usul nama kampung Jalawastu. Anda juga harus tahu beberapa fakta penting berikut ini:
- Asri : Kampung ini sangat asri dan berbeda dengan desa wisata yang lainnya. Karena memang berada di kawasan pelosok dan masih belum banyak yang mengetahuinya.
- Bahasa dan Dialek Unik : Masyarakat di kampung ini sebenarnya menggunakan bahasa Sunda. Namun, tahukah anda jika dialeknya adalah dialek ngapak khas Brebes?
- Bangunan Rumah Kayu : Bahkan, anda tidak akan menemukan bangunan rumah selain dari kayu jika datang ke sini. Sebab hanya rumah dari kayu saja yang ada di desa ini. Hal ini juga menyangkut kepercayaan pada leluhur desa.
- Atap Rumah : Mereka tidak menggunakan atap rumah dari genteng loh. Karena sulitnya akses dan mereka harus memikul bahan atap dari jauh. Untuk itu, mereka hanya menggunakan alang-alang, unik bukan?
- Pantangan Desa : Ada banyak pantangan yang diyakini masyarakat sekitar. Seperti larangan menggunakan rumah semen. Larangan memelihara sejumlah binatang ternak dan menanam bawang merah.
- Mitos : Desa ini juga mempercayai mitos tentang Dayeuh Lemah Kaputihan yang merupakan tanah suci dewi-dewi. Jadi, sangat dilarang berbicara kotor.
- Tradisi Adat : Jika anda ingin berkunjung, disarankan datang di bulan Maret. Sebab, masyarakat akan mengadakan upacara adat Ngasa yang merupakan puji syukur atas karunia pada kehidupan mereka.
Itu tadi beberapa keunikan dan fakta dari kampung Jalawastu Brebes. Tertarik untuk berkunjung?